#OrangBaik,
Di negeri ini Pejuang Lingkungan dikriminalisasi itu biasa, dicari-cari celah untuk membungkam gerakan sosial karena dianggap mengganggu kepentingan oknum-oknum. Nelayan di Desa Air Pinang, Simeulue, Aceh berkeyakinan dengan memperkuat kearifan lokal dan menegaskan bahwa leluhur telah mengajarkan bagaimana menjaga kepentingan pangan (ekonomi) dan fungsi lingkungan agar tetap seimbang dan berkesinambungan. Manfaat telah dirasakan, hasil telah diperoleh, perjuangan terus berlanjut.
Namun dibalik itu, berbagai gangguan kerap terjadi. Kesabaran pejuang-pejuang ini benar-benar diuji, respon pemerintah terhadap konflik juga terbatas. Bertahun-tahun mereka diprovokasi, dikejar, dibentak, di serang dalam gelap gulita karena berusaha menegur atau mengusir oknum nelayan yang melanggar aturan perundang-undangan dan aturan adat laut setempat seperti penangkapan ikan yang merusak.
Bentrok fisik dengan oknum nelayan yang tertangkap tangan menangkap ikan dengan cara merusak pun tidak dapat dihindari. Insiden inipun telah dimanfaatkan oleh oknum pelanggar dan bersekongkol melaporkan nelayan Air Pinang yang tergabung dalam kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) kepada pihak yang berwajib.
Masyarakat saat ini mengalami tekanan sikologis, motivasi dan dedikasi untuk menjaga lingkungan mengalami penurunan. Keluarga menjadi korban karena sumber pendapatan utama telah terputus pasca kejadian dan putusan hakim Pengadilan Negeri Sinabang.
#SiapaYangPeduli?
Istri-istri pejuang laut ini adalah korban dari ketidak adilan proses hukum yang dialami suami-suami mereka. Anak-anak terancam putus sekolah jika usaha mereka tidak mendapatkan dukungan dari kita. Aksi Donasi #OrangBaik sangat diharapkan. Agar mereka tidak merasa sendiri, agar perjuangan mereka sebagai istri pejuang laut dan perjuangan Pokmaswas Air Pinang sebagai pejuang laut di Kepulauan Simeulue tidak menjadi sia. Dukungan #OrangBaik akan berpengaruh pada semangat perjuangan mereka saat ini dan kedepan.